Yohanes 5:1-18

Aturan Tak Boleh Meniadakan Kasih!

15 Maret 2022
GI Purnama

Sikap legalistik adalah sikap menilai segala sesuatu secara kaku dari sudut pandang aturan. Sadarilah bahwa aturan selalu dibuat untuk kepentingan bersama, bukan sekadar untuk membatasi apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada zaman Tuhan Yesus, banyak orang Yahudi yang bersikap legalistik. Saat melihat Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sudah 38 tahun berbaring karena lumpuh, sisi baik dari penyembuhan itu tidak mereka perhatikan, melainkan mereka melihat dari sisi buruk, yaitu terjadinya pelanggaran terhadap hukum Sabat yang dianut oleh masyarakat pada masa itu. Mereka lupa--atau tidak tahu--bahwa aturan Sabat bukan dimaksudkan untuk membatasi perbuatan baik, melainkan dibuat agar manusia sadar bahwa kekuatan dirinya terbatas, sehingga manusia perlu beristirahat dan harus menyediakan waktu guna beribadah atau menjalin relasi dengan Allah yang tidak terbatas. Yesus Kristus adalah Allah, sehingga Ia tahu maksud pemberian hukum Allah, termasuk pemberian hukum Sabat. Bagi Tuhan Yesus, hukum Sabat tidak boleh menjadi penghalang untuk mewujudkan kasih, sehingga aturan turunan tentang Sabat yang dibuat para ahli Taurat tidak boleh menjadi alasan untuk tidak menolong orang lumpuh itu.

Penyembuhan orang lumpuh itu merupakan tanda keilahian Yesus Kristus, karena tidak ada manusia yang bisa membuat seorang lumpuh langsung berdiri dan mengangkat tempat tidurnya. Penyembuhan ini sangat berbeda dengan penyembuhan yang dilakukan dokter atau tabib. Penyembuhan dengan memakai obat selalu memerlukan proses. Sesudah penyakitnya sembuh, orang yang berbaring di tempat tidur selama berbulan-bulan tidak mungkin bisa langsung berjalan. Akan tetapi, penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus adalah mujizat pemulihan--si lumpuh bisa langsung berjalan--yang sewajarnya direspons dengan ucapan syukur. Sayangnya, orang lumpuh yang sudah sembuh itu tidak menunjukkan sikap berterima kasih. Itulah sebabnya, nasihat Tuhan Yesus itu amat penting, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (5:14).

Walaupun kita tidak mungkin menolong semua orang yang memerlukan bantuan, kita harus membuka hati untuk menolong keluarga, sahabat, dan orang-orang di sekitar kita sesuai dengan kemampuan kita. Apakah Anda sudah mengembangkan kebiasaan menolong sesama sejauh yang bisa Anda lakukan?

Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design